KORELASI ANTARA ILMU FILSAFAT DAN BUDAYA ADAT BATAK TENTANG SISI POSITIF DARI PENGGALIAN DAN PEMINDAHAN TULANG-BELULANG ORANG MATI

Authors

  • Anton Sitorus Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung

DOI:

https://doi.org/10.61722/jipm.v3i`1.759

Keywords:

Korelasi Ilmu Filsafat dan budaya, penggalian dan pemindahan tulang-belulang orang mati

Abstract

Orang batak dikenal sebagai pemikir. Seorang filsuf Prancis yang bernama Descartes mengatakan, "Aku berpikir, maka aku ada". Hal ini bukan mau mengatakan bahwa orang batak mirip dengan orang Eropa mengenai cara berpikirnya. Penulis setuju bahwa apa yang dikatakan oleh Rene Deskartes adalah tepat. Keberadaan manusia itu masih ada ditandai dengan masih bekerjanya pikiran seseorang. Lebih lengkap lagi ungkapan tersebut dapat dimaknai sebagai suatu hal yang tetap eksistensinya di dunia individu. Sebuah ide akan muncul tentu karena seseorang itu berpikir. Merencanakan, bertindak, mengambil keputusan adalah buah dari berpikir. Sebut saja buah dari berpikir itu adalah konkretnya penggalian tulang belulang. Dikalangan orang batak penggalian tulang belulang dianggap hal yang biasa. Disamping hal yang biasa tentu karena ada beberapa sebab alasan harus dilakukan. Namun dikalangan masyarakat ada saja yang tidak setuju praktek itu dilakukan karena katanya mengandung mistis walaupun pada kenyataannya tidak semua begitu. Bagi sebagian orang juga, penggalian dan pemindahan tulang-belulang orang mati diyakini bahwa orang mati tetap akan memiliki kehidupan lain dan dapat berelasi dengan orang yang hidup. Sah-sah saja ada yang berpendapat demikian. Maka agar tidak terjadi kesalahpahaman yang demikian, ilmu Filsafat hadir guna menjembatani baik dalam menentukan kedudukan, hak dan kewajiban, maupun dalam mengatur sistem yang ada dalam hidup kita, sebab semuanya itu tidak terlepas dari bagaimana kita berpikir. Ilmu Filsafat membuka lebar-lebar pola pikir kita dalam mengambil keputusan yang tepat tanpa mengesampingkan nilai-nilai adat itu sendiri. Dengan kata lain juga bahwa penggalian tulang belulang merupakan buah pikir manusia itu sendiri untuk tujuan yang baik. Manusia yang berpikir berarti manusia yang mempunyai filosofi. Dengan sendirinya manusia yang mempunyai filosofi hidup, maka akan membentuk apa tujuan hidupnya. Jadi, akan lebih baik lagi bila penggalian tulang belulang itu dilakukan untuk tujuan yang baik, maka akan tampaklah disitu bahwa manusia itu benar-benar makhluk yang beradat dan berbudaya melalui filosofi-filosofi yang dimiliki orang batak. Filosofi itulah sebagai dasar bagi manusia untuk dipacu bertindak dengan tujuan yang jelas.

References

, H., Penggalian Tulang Belulang Leluhur, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991.

Hutagalung, S. M., Pembangunan Tugu: Pemikiran tentang Batak, Pematang Siantar: HKBP Nommensen, 1986.

KBBI, Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka: Jakarta, 2005, hlm. 317

Lumbantobing, Dirgos Charles, Penghormatan Kepada Leluhur dan Perannya Dalam Identitas Umat Percaya, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2022.

Nababan, S.A.E, Pada Konferensi Mahasiswa/i Teologi se-Sumatera Utara, 2003.

Pasaribu, Rudolf H., Penjelasan Lengkap Iman Kristen, Medan, 2001.

Schreiner, Lothar, Adat dan Injil: Perjumpaan Adat dengan Iman Kristen di Tanah Batak, Jakarta: Gunung Mulia, 1996.

Simatupang, R.M, Bimbingan Praktis Margondang dan Manortor Adat Budaya Batak, Jakarta: Indosari Mediatama, 2019.

Situmorang, Jonar, Menyingkap Misteri Dunia Orang Mati, Yogyakarta: ANDI, 2016.

Situmorang, Jonar, asal-Usul dan Tradisi Budaya Batak Toba, Yogyakarta: Aldi, 2021.

Simanjuntak, Hotli Mangohal Holi, Tradisi Menggali Tulang Belulang Leluhur Suku Batak Toba,https://www.academia.edu/39622921/Mangohal_Holi_Tradisi_Menggali_Tulang_Belulang_Leluhur_Suku_Batak_Toba_Mangohal_Holi_The_Ancestors_skeleton_Excavation_Tradition_Of_Batak_Toba_Tribe, yang diakses pada tanggal 23 Desember 2024.

https://www.academia.edu/download/106940912/Adat_Istiadat_dan_Keagamaan_Israel Diperhadapkan_Dengan_Pergumulan.pdf dakses pada tanggal 23 Desember 2024.

Sihotang, Nurjannah Sintya, Penghormatan Terhadap Leluhur: Perspektif Masyarakat Batak Kristen Terhadap Ritual Mangongkal Holi Di Desa Sinom Hudon Tonga, dalam Jurnal Pendidikan Agama Katekese dan Pastoral Vol.2, No.2 Desember 2023.

Situmorang Risna & Munthe, Pardomuan Mangongkal Holi, Jurnal Sabda Akademika, Vol 2, No.3, (September 2022).

Siagian, Albiner, Dalam Mata Kuliah Filsafat Ilmu, IAKN Tarutung, Oktober 2024.

Tarigan, Setiawan, Iwan, Dalam Mata Kuliah Filsafat Ilmu, IAKN Tarutung, Nopember 2024.

Warjianto, Ayub Teologi Penghormatan: Dialog Kekristenan dengan Ritus Kembang Kuningan, Jurnal Teologi Kristen, Vol. 1, No. 2 (2020).

Downloads

Published

2025-01-13

How to Cite

Anton Sitorus. (2025). KORELASI ANTARA ILMU FILSAFAT DAN BUDAYA ADAT BATAK TENTANG SISI POSITIF DARI PENGGALIAN DAN PEMINDAHAN TULANG-BELULANG ORANG MATI. JURNAL ILMIAH PENELITIAN MAHASISWA, 3(1), 593–601. https://doi.org/10.61722/jipm.v3i`1.759

Issue

Section

##section.default.title##