Konstruksi Identitas Seksual Melalui Pengalaman Interaksi dengan Keluarga

Abstract

Penelitian ini membahas bagaimana identitas seksual seseorang terbentuk melalui pengalaman interaksi dengan keluarga. Fokus utamanya adalah bagaimana nilai, pola asuh, dan cara komunikasi dalam keluarga berdampak pada proses individu dalam mengenal dan menjalani identitas seksualnya. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus terhadap dua informan pria yang memiliki orientasi seksual non heteronormatif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam. Hasilnya menunjukkan bahwa keluarga berperan besar dalam proses konstruksi identitas seksual. Hubungan emosional dengan orang tua, khususnya ayah sangat berdampak kepada cara individu menafsirkan dan mengekspresikan diri. Ketika keluarga memberi ruang aman dan dukungan emosional, individu cenderung lebih mudah menerima dirinya. Sebaliknya, tekanan norma gender dan komunikasi yang kaku justru memperkuat konflik batin dan membuat individu menutup diri. Penelitian ini menegaskan bahwa identitas seksual bukan hanya bawaan biologis, tapi dibentuk dari relasi sosial dan pengalaman emosional sehari- hari terutama dalam lingkup keluarga.